Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Let it be

Hai aku lagi pusing, sambil nangis juga. Seusahaku aja ngetik ini. Aku abis dimarahin karena kamarku sedang berantakan, lagi. Oh ada notif dari D. Oke lanjut. Rasanya kali ini aku sudah gak kayak dulu lagi. Dulu kalau dimarahin mama aku sediiih banget, dan banyak perkataan-perkataan mama yang aku pengen jawab tapi nanti tambah dimarahin + darah tinggi mama bisa kumat. Kalau sekarang, aku udah hampa, mau dimarahin aku udah terbiasa..hanya aja tetap sedih kalau dibilang aku gak peduli perasaan mama papa dan orang-orang. Oh seandainya mereka tau aku selalu memikirkan mereka. Di balik sikapku yang cuek, selalu terlintas, pikiranku tentang kesehatan mereka, apakah mereka menikmati hari mereka di tengah pandemi ini (apa mereka bosan? semoga mereka ada kegiatan jadi mereka gak bosan..kalau aku kan masih bisa ngobrol sama sepupuku atau temanku), keinginan untuk bisa segera membanggakan keluargaku, menemani mama/papa yang harus keluar walau aku sebenarnya sedang banyak tugas (aku gak mau mereka...

She lets you let her go

Before things happened between us,   I have many reasons to give you up (for real), but i have one reason to hold. It's the feeling that i have towards you, like i want to protect you with all of my ability. With you I'm feeling happy and safe, feeling stupid and sore. All of them, with you. But i don't have more times to show you all of them, how much i really do care and love you unconditionally, even before you have the same feeling towards me. My friend, who is your friend too, said to me: "I'm just saying he's not worth it, Lau. But you have your one last shot of words. Let him know the truth". He said you are not worth it. I don't know, I just smiled. I lost my favorite person, feeling super unlucky this time, because i thought you were rare for me, not perfect, just rare.

Pekat hatiku padamu

D, kalau aku cerita yang sebenarnya ke dunia, aku yakin sekali mereka akan berpihak padaku. Tapi untuk apalah itu sekarang? Tidak ada artinya lagi. Percayalah D, aku sangat tersiksa kala itu, tentang yang sebenarnya, tapi aku sayang padamu, aku coba perjuangin kita semampuku D. Aku gak bisa apa-apa sebenarnya, doa satu-satunya yang paling bisa kulakukan. Sedihnya adalah: aku ada berdoa di mana, "Tuhan kalaupun dia harus kulepas, tolong beri hatiku rela melihatnya dengan yang lain." Aku ingat waktu itu di surat kita mau sama-sama belajar. Kenyataannya memang kamu terkadang bikin aku sedih, aku juga pasti pernah mengecewakanmu ya? Walau kamu buat aku sedih sekali D, tapi aku benar-benar tulus, tidak menyimpan itu semua satupun di dalam hatiku, karena dengar kamu ketawa aja aku gak jadi marah lagi D. Aku kira kamu komitmen mau belajar terus sama aku, D. Ternyata kamu bisa juga ya, melepas itu semua. Itu saja traumaku. Terkadang terlintas di pikiran: masih tidak percaya bahw...

Dream D

Tadi pagi sekitar jam 8 pagi aku kebangun, kondisinya udah berair mata. Dada rasanya penuh sesak, kayak butuh sesuatu untuk dikeluarin. Suasana hati jelas sedih. Aku mimpi tentang dia yang pergi ke Singapura buat lanjutin kuliah. Ceritanya di mimpi itu pandeminya udah mereda, jadi dia semester 4 bisa balik lagi kuliah offline . Dia gak kasih tau mau pergi, cuma foto lewat Snapchat semacam di gerbong gitu (aneh kan, ke Singapura pakai kereta). Ada tulisannya. Ah tapi apa ya? Lupa..😕 pokoknya kayak dia bilang udah mau take off . Aku di mimpi itu rasanya kecewa aja dia cuma kirim foto, gak bilang apa-apa. Pfft siapa aku? Trus aku akhirnya gak reply apa-apa. Ehh di mimpi itu kalau gak salah aku jadinya ketiduran, trus bangun-bangun nerima chat dari dia yang bilang, "Lauu, ini ada 4 keping logam, disimpen ya buat kamu" pokoknya dia bilang itu dan barangnya udah di rumahku. Ada videonya juga, aku play kan. Isinya dia nunjukkin keping-kepingan itu sambil ngomong. Tiba-tiba aku kay...

I'm disappointed, but i hope he's doing well now

"Loving can hurt, loving can hurt sometimes."- Ed Sheeran. "Pain is just a consequence of Love"- Ariana Grande. "It matters how this ends, cause what if i never love again?" -Adele. "I fake a smile so he won't see" -Taylor Swift.

4 Months After (Prologue)

Good morning to the one and only, Me. Stressed sucks , tapi kamu gak bisa apa-apa. Tahun 2020 memang berat buat banyak orang, masing-masing punya ceritanya sendiri, aku juga punya. Ibarat kata orang 1 tahun adalah sebuah buku dan hari-hari adalah halaman, ada beberapa halaman di "buku" ku yang ceritanya gak seru, aku juga gak menikmatinya waktu itu. Sampai sekarang aku cari kata yang tepat untuk mendeskripsikan rasa sedihku, belum ketemu juga hingga detik ini.. mungkin sementara kata itu adalah wounds . Well at least i love my wounds, because they have stayed with me longer than anyone i ever met outside the house.. I'm not that weak girl, I've been strong since i was little, especially when my sister left this mean world. She is really kind to me, she always remember every little thing in the house, she always made all of us (bahkan keluarga besar) happy because of her angelic smile. Pokoknya beda deh sama aku hahaha Sejak kakak pergi aku main sendiri, tapi beberap...

Satu perkara yang selama ini kusimpan dalam hati

Kita tidak bisa mendapat kebahagiaan dari orang yang membuatmu sedih. Fakta itu menyakitkan karena orang itu adalah sahabatku. Kalau aku sedih, suka cerita ke dia. Sekarang dia lah alasan aku sedih dan gak bisa ke dia lagi. Tahun lalu keadaannya mirip-mirip dengan sekarang, bedanya aku masih punya seseorang yang bisa made my day . Tahun ini seseorang itu buatku sudah berbeda, such a lost tapi mau bagaimana? Dia bilang aku masih punya dia, betul. Hanya saja situasi sekarang masih aku proses, kembali lagi ke awal, "kita tidak bisa mendapat kebahagiaan dari orang yang membuatmu sedih".

What time is it?

Selamat pagi untuk diriku sendiri, berhasil tidur jam 9 malam tapi kebangun jam 1 subuh😐. Sekarang sedang feeling gloomy , aku coba buat postingan di sini supaya bisa lebih tenang.. Cara lainku melampiaskan segala emosi: senang, marah, sedih, kecewa adalah mengetik. Butuh 5 tahun buatku kembali menulis di blog ini, sempat terpikir mau curhat segalanya di sini, hanya aja rasanya gak etis. Sudah banyak curhatan yang aku ketik tapi kusimpan di file. Sekarang, aku coba lawan pemikiran itu, aku mau mengetik dengan bebas, tanpa overthinking.   Sudah 5 tahun, banyak yang kualami. Oke baru segini aja aku udah mau nangis😅. Rasanya ingin sekali mengunjungi diriku sendiri di masa lalu. Waktu itu aku lagi duduk di depan layar komputer sekolah, bikin Blog ini. Kalau saja bisa, ingin sekali menyemangati diriku waktu itu, memberi tahu padanya bahwa dia akan jadi perempuan yang kuat, memastikan dia menikmati hidupnya kala itu karena saat ini tidaklah mudah.